Hai hai
hai………para pembaca yang setia. Kali ini saya akan share tentang efek dari media
massa. Khususnya
efek televisi bagi penonton. Nah, sekarang baca baik – baik yaaaa……Semoga apa
yang saya share - kan
ini dapat bermanfaat buat kalian.
Sekarang
ini banyak yang di tanyangan oleh televisi beraneka ragam acara. Bagi orang
dewasa, mungkin apa yang ditampilkan oleh televisi itu bukanlah sebuah masalah
besar, sebab mereka sudah mampu memilih, memilah dan memahami apa yang
ditayangkan di layar televisi. Namun bagaimana dengan anak-anak? Dengan segala
kepolosan yang dimilikinya, belum tentu mereka mampu menginterpretasikan apa
yang mereka saksikan di layar televisi dengan tepat dan benar. Masalah paling
mendasar bukanlah jumlah jam yang dilewatkan si anak untuk menonton televisi,
melainkan program-program yang ia tonton dan bagaimana para orang tua serta
guru memanfaatkan program-program ini untuk sedapat mungkin membantu kegiatan
belajar mereka.
Dari
kutipan diatas, jelas bahwa yang harus diwaspadai oleh para guru dan orang tua
adalah acara apa yang ditonton anak di televisi itu dan bukannya berapa lama
anak menonton televisi. Padahal kecenderungan yang ada justru sebaliknya. Orang
tua jarang benar-benar memperhatikan apa yang ditonton anak-anaknya dan lebih
sering melarang anak-anak agar jangan menonton televisi terlalu lama karena
bisa mengganggu jam belajar mereka. Disamping itu, apakah pernah pula terbersit
dalam benak orang tua untuk ikut menonton tayangan-tayangan televisi yang
diklaim sebagai tayangan untuk anak-anak? Pernahkan orang tua memperhatikan,
apakah tayangan untuk anak itu memang sesuai dengan usianya? Padahal disinilah
peran orangtua menjadi sangat penting artinya. Orang tualah yang menjadi guru,
pembimbing, pendamping dan pendorong pertumbuhan anak yang paling utama.
Dari
orangtualah anak pertama kali belajar tentang sesuatu kebenaran dan kemudian
menanamkan kepercayaan atas kebenaran itu. Sudah menjadi tanggung jawab orang
tua pula untuk selalu mendampingi anak-anak dalam menonton televisi, memberikan
pengertian dan penjelasan atas apa yang tidak dimengerti oleh anak-anak.
Memberikan penjelasan kenapa suatu tindak kekerasan bisa terjadi dan apa akibat
dari semua itu. Orang tua juga harus jeli dalam melihat program-program acara
televisi yang ditonton oleh anak. Apakah cocok dengan usianya, apakah bersifat
mendidik atau justru malah merusak moral si anak. Mungkin sebagai orang tua,
tidak akan kesulitan untuk langsung melarang seorang anak untuk menonton
film-film dewasa yang mengandung unsur porno, karena dengan memandang sepintas
lalu saja sudah jelas diketahui bahwa acara tersebut tidak cocok untuk anak.
Tetapi pernahkah orangtua mengamati film-film kartun yang kelihatannya memang
sudah layak menjadi konsumsi anak-anak? Pernahkah orang tua peduli bahwa
berbagai tayangan film kartun Jepang yang mempertontonkan heroisme, seperti
film seri Kenji, Dragon Ball dan sebagainya telah menyebabkan seorang anak
menjadi seorang yang agresif? Demikian pula dengan tayangan film-film kartun
yang penuh romantisme seperti Sailor Moon? Dan bagaimana pula dengan film-film
yang lain?
Sebuah
penelitian menyebutkan bahwa tingkat pornografi pada film kartun anak-anak itu
cukup tinggi, dan diantara film-film kartun anak di Asia,
film kartun produksi Jepang menempati posisi paling tinggi dalam penayangan
unsur pornografi. Sebagai contoh, Film Seri Crayon Sinchan yang sekarang begitu
di gemari di Indonesia,
ternyata di Jepang sendiri film tersebut tidak diperuntukkan untuk konsumsi
anak-anak melainkan untuk konsumsi orang dewasa yang ingin kembali ke masa
kanak-kanak. Untuk itu, kesiapan orang tua untuk mendampingi di tengah
kesibukan seabrek kegiatan mutlak diperlukan.